Kalau kamu pernah nonton anime atau drama Jepang, mungkin pernah lihat pelayan restoran membawa nampan sambil membungkuk, chef memotong ikan dengan tingkat presisi tinggi, kitchen staff yang selalu rapi. Tapi, apakah kamu pernah berpikir: “Gue bisa kerja di restoran Jepang, gimana caranya?” Apalagi untuk kamu calon perawat lansia/kaigo, atau profesi lain yang ingin magang ke Jepang atau melamar kerja lewat visa kerja / SSW / Gijinkoku. Artikel ini bakal ngomong santai tapi padet: posisi, syarat, gaji, etika, dan tips supaya peluang kamu makin besar. Yuk, mulai!
Kerja di Restoran Jepang: Posisi yang Diminati & Kesempatan untuk PMI
Di restoran Jepang, ada beberapa posisi yang sering dicari oleh pemilik restoran dan perusahaan di bawah program Specified Skilled Worker (SSW) Food Service. Beberapa posisi umum:
- Koki / Chef (bisa spesialisasi sushi, ramen, yakiniku, dll.)
- Kitchen Staff: bantu potong sayuran, persiapan bahan, plating, cleaning alat dapur
- Pelayan / Waiter-Waitress: menerima pesanan, menyajikan makanan/minuman, memastikan pengalaman tamu menyenangkan
- Dishwasher / Pencuci Piring: membersihkan peralatan masak & makan, menjaga hygiene dapur
Menurut situs resmi Jepang, Food Service adalah salah satu bidang dalam SSW.
Artinya: kalau kamu kerja di restoran Jepang, posisi-posisi di atas banyak peluangnya, terutama di kota2 besar atau area turis, karena Jepang kekurangan tenaga kerja di bidang jasa makanan. SSW Food Service membuka peluang legal untuk orang asing yang memenuhi syarat.
Skill Dasar yang Wajib Dimiliki
Supaya kamu bisa bersaing dan survive kerja di restoran Jepang:
- Bahasa Jepang dasar: Minimal bisa salam, menerima & mengerti pesanan, komunikasi antar-staff, istilah dasar makanan & kebersihan. Untuk SSW (tipe i) biasanya dibutuhkan tes bahasa seperti JFT-Basic atau JLPT N4.
- Etos kerja: disiplin waktu, kesiapan kerja dini/larut, loyalitas, kerja tim, keteraturan. Jepang sangat menghargai pekerja yang rajin & cepat tanggap.
- Kebersihan & keamanan pangan: food safety, cuci tangan, menjaga area kerja bersih, handling bahan mentah dengan aman tidak bisa disepelekan.
Cerita nyata: misalnya, seorang teman PMI dari daerah Jawa Tengah saat interview di LPK sempat ditolak karena belum paham istilah kebersihan restoran Jepang (“衛生 (eisei)” dan “清掃 (seisou)”), tapi setelah ikut pelatihan dasar hygiene dan belajar bahasa Jepang sedikit, diterima.

Kompetensi & Syarat Pemerintah Jepang (SSW / SSW Food Service)
Supaya legal dan resmi, kamu harus tahu aturan & syarat dari pemerintah Jepang:
- Harus umur ≥ 18 tahun dan kondisi kesehatan baik.
- Pendidikan minimum biasanya SMA / sederajat. Lulusan sarjana juga bisa, tergantung posisi. Tidak harus pengalaman tinggi untuk posisi entry.
- Tes bahasa Jepang: JFT-Basic atau JLPT N4 untuk SSW tipe i.
- Tes keahlian (skills test) untuk bidang Food Service. Ini agar kamu memiliki kemampuan operasional restoran makanan Jepang sesuai standar.
- Dokumen yang diperlukan: paspor, ijazah, surat kesehatan, dokumen tentang pajak/pertanggungjawaban sosial, kontrak kerja.
- Prosedur: setelah lolos tes → dapat tawaran kerja → mengurus Certificate of Eligibility (COE) via perusahaan/penerima kerja di Jepang → apply visa.
Gaji & Tunjangan
Wajib tahu, soal gaji & tunjangan ini bisa jadi motivator besar tapi juga tergantung lokasi dan pengalaman:
- Upah minimum / gaji rata-rata: Per April 2025, rata-rata minimum wage di Jepang sekitar ¥1,054 per jam di semua prefecture. Prefektur besar seperti Tokyo bisa lebih tinggi (± ¥1,163).
- Untuk pekerja restoran (restaurant worker / food service worker), gaji tahunan rata-rata sekitar ¥2,194,398 ⇒ kira-kira ¥1,055/jam untuk gaji dasar.
- Bonus & tunjangan: beberapa restoran memberi tunjangan transportasi, makan (kadang free meal/staff meal), mungkin akomodasi/dorm atau subsidi tempat tinggal tergantung perusahaan.
- Gaji harus setara dengan pekerja Jepang di situ yang posisinya sama, setidaknya tidak di bawah standar lokal. Peraturan SSW mewajibkan fairness dalam gaji dibanding tenaga kerja lokal.
Etika Kerja di Restoran Jepang
Bekerja di Jepang bukan hanya soal skill, tapi juga cara kamu bekerja & bersikap:
- Pelayanan pelanggan: Jepang sangat menjunjung tinggi omotenashi pelayanan yang ramah, memperhatikan detail, tamu dianggap raja. Setiap interaksi harus sopan & profesional.
- Kerapian & kebersihan: pakaian bersih, alat kerja bersih, tangan bersih, area kerja tertata.
- Disiplin waktu & aturan: datang tepat waktu, shift selesai jangan molor, mengikuti SOP restoran.
- Kerja sama tim: kerja restoran sangat bergantung pada koordinasi antara dapur + front, staff cepat bantu bila dibutuhkan.
- Mengelola stres / kerja shift: jam sibuk bisa lama, harus kuat fisik + mental, istirahat seadanya, tetap sopan.
Peluang Karir & Masa Depan
“Enak dong kerja saja di posisi bawah?”… ya, tapi posisi bawah bisa jadi pijakan:
- Dari kitchen staff bisa jadi chef spesialis, atau dari pelayan bisa jadi manager front-of-house / supervisor restoran.
- Dengan visa SSW Tipe i, total tinggal bisa sampai 5 tahun. Setelah itu jika memenuhi syarat, bisa upgrade ke SSW Tipe ii yang memiliki kemungkinan tinggal lebih lama & membawa keluarga.
- Pengalaman internasional memperkaya CV, terutama kalau kamu mau jadi perawat lansia/kaigo atau profesi lain, bahasa Jepang, budaya kerja, kerja keras, toleransi, semuanya bisa dipakai kembali di Indonesia.

Daftar & Dapatkan Kesempatan di Gohan.ai
Kalau kamu sudah siap:
Semua jalur pendaftaran untuk Magang, lowongan pekerjaan untuk Visa Kerja (SSW) dan Visa Gijinkoku juga tersedia di partner LPK resmi di Gohan.ai
Cara nya: daftar LPK sekarang, info detail biaya ada di bagian Detail LPK. Kamu bisa membandingkan (side-to-side) keunggulan tiap LPK di Gohan.
Via Gohan, calon pekerja dapat portal pribadi untuk melihat semua proses pendaftaran & dokumentasi, dan juga chat langsung dengan LPK setelah pendaftaran.
Kalau kamu cocok, jangan tunggu lama! Buka mindset, siap belajar, dan manfaatkan kesempatan ini dengan serius. Daftar sekarang di Gohan.ai platform terpercaya yang bantu kamu dari awal proses hingga kerja resmi di Jepang.
Baca juga: Biaya Kerja ke Jepang: Perbedaan Punya Sertifikat Bahasa & Profesi