Apa Itu Gangguan Kognitif pada Lansia dan Tanda-Tandanya?
Bayangin kamu udah sampai di Jepang, ditempatkan di rumah lansia yang keliatannya ramah. Tapi di hari ketiga, nenek yang kamu rawat tiba-tiba marah-marah karena kamu naruh sepatunya “nggak di tempat biasanya” padahal tiap hari kamu naruh di tempat yang sama. Dia juga nanya berkali-kali siapa kamu, dan ngotot dia harus pulang ke rumah padahal itu rumahnya sendiri. Nah, itu bisa jadi tanda dari gangguan kognitif pada lansia.
Gangguan kognitif adalah kondisi di mana kemampuan otak untuk berpikir, mengingat, atau membuat keputusan mengalami penurunan. Hal ini umum terjadi pada lansia, dan salah satu bentuk paling dikenal adalah demensia, termasuk Alzheimer. Tanda-tandanya bisa berupa:
- Sering lupa kejadian baru
- Sulit menemukan kata yang tepat saat bicara
- Bingung tentang waktu atau tempat
- Kesulitan menyelesaikan tugas sehari-hari
- Perubahan suasana hati atau kepribadian secara tiba-tiba
Sebagai Kaigo (perawat lansia), kamu akan sering menghadapi kondisi ini. Nggak cukup cuma tahu teori, tapi juga harus punya empati dan kemampuan menghadapi situasi tak terduga.

Tips Hadapi Lansia Demensia: Dari Bahasa Tubuh sampai Sabar Ekstra
Kalau kamu belum pernah berhadapan langsung sama lansia dengan demensia, tenang, kamu nggak sendiri. Tapi kamu harus siap mental. Ini dia tips real yang bisa kamu catat:
- Berkomunikasi pakai nada tenang & bahasa tubuh lembut
Lansia dengan gangguan kognitif lebih peka terhadap emosi dibanding isi kata-kata. - Ulangi tanpa emosi
Mereka bisa bertanya hal yang sama 10 kali. Tugas kamu: jawab tanpa naik nada bicara. - Gunakan benda visual untuk bantu ingat
Foto, benda favorit, atau benda yang familiar bisa bantu mereka merasa aman. - Ciptakan rutinitas harian yang konsisten
Rutinitas bikin mereka lebih tenang karena tahu apa yang akan terjadi. - Jangan langsung koreksi atau membantah
Kalau mereka salah mengingat sesuatu, tanggapi dengan empati dan alihkan perlahan. - Berikan sentuhan positif dan senyum
Kadang satu senyuman bisa lebih menenangkan dibanding 10 kalimat panjang. - Kenali trigger kecemasan mereka
Suara keras, cahaya terlalu terang, atau orang asing bisa bikin mereka panik. - Istirahatkan dirimu juga!
Self-care penting. Kaigo yang lelah = rawatannya nggak maksimal.
Baca juga: Kecerdasan Emosional: Bekal Wajib Calon Kaigo Indonesia ke Jepang
Cara Calon Kaigo Meningkatkan Pemahaman Kognitif dan Empati
Jadi Kaigo itu bukan cuma kerja fisik, tapi juga kerja hati dan pikiran. Ini cara kamu bisa mulai persiapan.
- Ikut pelatihan fungsi kognitif lansia secara daring
Kamu bisa belajar lewat pelatihan daring yang gampang diakses, kayak di gohan.ai. Coba juga langsung fitur interaktifnya lewat Kumi AI, biar makin paham cara bantu lansia yang alami demensia. - Simulasi kondisi demensia
Beberapa pelatihan pakai metode VR atau roleplay. Di pelatihan, kamu bisa coba langsung gimana rasanya jadi lansia yang kena demensia, pakai alat khusus atau latihan peran. Jadi kamu bisa lebih ngerti apa yang mereka rasain. - Latihan mindfulness dan kontrol emosi
Kamu harus tetap tenang saat lansia panik. Meditasi dan pernapasan bantu jaga stabilitas mentalmu. - Belajar bahasa Jepang dan budaya lansia Jepang
Mereka lebih responsif jika kamu tahu kebiasaan atau cara menyampaikan rasa hormat khas Jepang.

6 Aktivitas Stimulasi Kognitif yang Bisa Kamu Coba untuk Lansia Jepang
Mau bantu nenek Jepang tetap aktif otaknya meskipun sudah pikun? Ini nih, 6 stimulasi ringan yang bisa kamu pelajari dan ajarkan sebagai Kaigo.
- Latihan Kenangan Lewat Album Foto
Tunjukkan album foto keluarga mereka dan ajak ngobrol: “Ini siapa ya, obaa-chan?” Aktivitas ini bantu memori jangka panjang dan menumbuhkan rasa familiar. - Bermain Kartu Tradisional Jepang (Karuta)
Main Karuta bantu daya tangkap dan konsentrasi, sekaligus memperkuat koneksi budaya mereka. - Senam Ringan dengan Musik Jadul
Ajak mereka gerak sambil denger lagu dari era mudanya. Ini melatih fungsi otak dan tubuh sekaligus. - Mengajak Mewarnai atau Melipat Origami
Aktivitas ini bantu koordinasi tangan-otak dan bisa menenangkan suasana hati. - Membacakan Cerita Lama atau Dongeng Jepang
Cerita familiar bisa membangkitkan emosi positif dan memperkuat bahasa serta ingatan. - Permainan Tebak Barang atau Bau
Tutup mata mereka, kasih aroma seperti teh hijau, kopi, atau citrus. Suruh tebak. Ini latih sensorik dan asosiasi memori.
Fakta Demensia di Jepang dan Pentingnya Peran Kaigo Muda dalam Perawatan Lansia
Jepang adalah negara dengan populasi lansia tertinggi di dunia. Lebih dari 28% penduduknya berusia di atas 65 tahun. Sekitar 1 dari 3,6 lansia mengalami gejala demensia, dan jumlah ini diprediksi terus bertambah.
Ini data relevan dari Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang (MHLW):
- Pada tahun 2022, sekitar 4,43 juta lansia Jepang mengalami demensia, dan 5,59 juta lagi mengalami gangguan kognitif ringan (MCI).
- Diperkirakan jumlah penderita demensia akan meningkat menjadi 6,45 juta pada tahun 2060, dan total lansia dengan gangguan kognitif (demensia + MCI) bisa mencapai 12,77 juta .
Lansia Jepang:
- Banyak yang hidup sendiri
- Kehilangan pasangan atau anak
- Sulit akses bantuan karena malu minta tolong
Di sinilah kamu, calon Kaigo muda dari Indonesia, bisa berperan besar. Kamu nggak cuma jadi tangan yang merawat, tapi hati yang memahami. Kamu jadi “jembatan” antara memori yang mulai pudar dan dunia yang tetap berjalan.
Dengan bekal pengetahuan tentang gangguan kognitif pada lansia dan empati, kamu bisa hadir bukan cuma sebagai caregiver, tapi juga sebagai penyambung kasih yang dibutuhkan mereka.
Kamu siap jadi Kaigo yang nggak cuma handal, tapi juga penuh hati?
Yuk, gabung dengan pelatihan berbasis AI di www.gohan.ai. Kamu bisa temukan daftar LPK resmi Kaigo dan Kumi AI untuk kamu belajar pendekatan gangguan kognitif pada lansia secara interaktif.